Jumat, 11 Desember 2015

Dunia, Catatan Ini Untukmu

Sudah lama aku mengenalmu

Banyak hal luar biasa yang kutahu ada padamu


Kutahu kau begitu mempesona
 

Kecantikanmu, dan segala keindahan ada padamu
 

Umpama kau janjikan kebahagiaan tiada tara
 

Sekian kalinya hingga hari ini aku bersamamu
 

Sifatmu memaksaku agar selalu tunduk padamu
 

Maumu aku ini melakukan apapun untukmu
 

Sampai kusadar bahwa mengejarmu membuat aku bukan diriku
 

Kukatakan, Cukup..!! Jangan lagi..!!
 

Hai DUNIA..!! Aku sedang berbicara padamu
 

Iya, kamu. Kamu yang terus berusaha membujukku
 

Padahal ku pun tahu, penciptaku juga penciptamu
 

Dirimu adalah amanah dari penciptaku
 

Bukan sepantasnya dirimu yang menguasaiku
 

Begitu banyak cara Sang Khaliq tuk mengingatkanku
 

Bahwa bahagiaku bersamamu ialah semu
 

Tak patut hidup ini kuhabiskan guna mengejarmu
 

Tiada lain bersamamu, diriku ini mestinya menghamba
 

Tiada lain denganmu, aku ini memasrahkan jiwa
 

Hanya padaNya tunduk ini kupatuhkan, hidup pun kupertaruhkan
 

Terdapat janjiNya yang layak kuperjuangkan
 

Sebab janjiNya amat tiada tandingnya
 

Terlebih bila hanya dirimu sebagai pembandingnya
 

Maka sekali lagi kukatakan padamu, ku takkan lagi mengejarmu
 

Adaku sebabmu, dan adamu sebab adaku
 

Dan karenaNya adamu juga adaku
 

Kau dan aku akan saling terikat oleh hukummu juga hukumku
 

Hukum yang ditetapkan oleh penciptamu, Dia pula penciptaku
 

Bila nanti kutinggalkan kau lebih dulu, terima kasih kau padaku
 

Dan syukurku karena pernah bersamamu dalam hidupku
 

Hingga waktu yang membuktikan aku lebih abadi daripadamu
 

Besarnya inginku, memacu kuatnya semangatku mengejar janji itu
 

Kutulis pesan ini untukmu, wahai DUNIA
 

Maafkan aku bila ucapanku ini terlalu provokatif
 

Memaksa para pengagummu tergerak sepakat denganku
 

Namun tetap kuingat bahwa kau bukan musuhku
 

Sehingga jangan pula kau memusuhiku
 

Meski memang ku tak kan lagi mengejarmu
 

Faktanya, sampai habis hidupku ialah menghabiskannya bersamamu

Sekian saja dari kejujuranku ini padamu

Ciri Kematangan Kepribadian



Ciri Kematangan Kepribadian



              Menurut J.A Anderson, kematangan kepribadaian seseorang itu memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

  1. Berorientasi pada tugas, bukan pada diri atau ego; minat orang matang berorientasi pada tugas-tugas yang dikerjakannya,dan tidak condong pada perasaan-perasaan diri sendri atau untuk kepentingan pribadi. 
  2. Tujuan-tujuan yang jelas dan kebiasaan-kebiasaan kerja yang efesien; seseorang yang matang melihat tujuan-tujuan yang ingin dicapainya secara jelas dan tujuan-tujuan itu dapat didefenisikannya secara cermat dan tahu mana pantas dan tidak serta bekerja secara terbimbing menuju arahnya. 
  3. Mengendalikan perasaan pribadi; seseorang yang matang dapat menyetir perasaan-perasaan sendiri dan tidak dikuasai oleh perasaan-perasaannya dalam mengerjakan sesuatu atau berhadapan dengan orang lain. Dia tidak mementingkan dirinya sendiri, tetapi mempertimbangkan pula perasaan-perasaan orang lain. 
  4. Keobjektifan; orang matang memiliki sikap objektif yaitu berusaha mencapai keputusan dalam keadaan yang bersesuaian dengan kenyataan. 
  5. Menerima kritik dan saran; orang matang memiliki kemauan yang realistis, paham bahwa dirinya tidak selalu benar, sehingga terbuka terhadap kritik-kritik dan saran-saran orang lain demi peningkatan dirinya. 
  6. Pertanggungjawaban terhadap usaha-usaha pribadi; orang yang matang mau memberi kesempatan pada orang lain membantu usahan-usahanya untuk mencapai tujuan. Secara realistis diakuinya bahwa beberapa hal tentang usahanya tidak selalu dapat dinilainya secara sungguh-sunguh, sehingga untuk itu dia bantuan orang lain, tetapi tetap dia brtanggungjawab secara pribadi terhadap usaha-usahanya. 
  7. Penyesuaian yang realistis terhadap situasi-situasi baru; orang matang memiliki ciri fleksibel dan dapat menempatkan diri dengan kenyataan-kenyataan yang dihadapinya dengan situasi-situasi baru.


(J.E. Anderson ; "Psychology of Development and Personal Adjusment" 1951)