Sudah lama aku mengenalmu
Banyak hal luar biasa yang kutahu ada padamu
Kutahu kau begitu mempesona
Kecantikanmu, dan segala keindahan ada padamu
Umpama kau janjikan kebahagiaan tiada tara
Sekian kalinya hingga hari ini aku bersamamu
Sifatmu memaksaku agar selalu tunduk padamu
Maumu aku ini melakukan apapun untukmu
Sampai kusadar bahwa mengejarmu membuat aku bukan diriku
Kukatakan, Cukup..!! Jangan lagi..!!
Hai DUNIA..!! Aku sedang berbicara padamu
Iya, kamu. Kamu yang terus berusaha membujukku
Padahal ku pun tahu, penciptaku juga penciptamu
Dirimu adalah amanah dari penciptaku
Bukan sepantasnya dirimu yang menguasaiku
Begitu banyak cara Sang Khaliq tuk mengingatkanku
Bahwa bahagiaku bersamamu ialah semu
Tak patut hidup ini kuhabiskan guna mengejarmu
Tiada lain bersamamu, diriku ini mestinya menghamba
Tiada lain denganmu, aku ini memasrahkan jiwa
Hanya padaNya tunduk ini kupatuhkan, hidup pun kupertaruhkan
Terdapat janjiNya yang layak kuperjuangkan
Sebab janjiNya amat tiada tandingnya
Terlebih bila hanya dirimu sebagai pembandingnya
Maka sekali lagi kukatakan padamu, ku takkan lagi mengejarmu
Adaku sebabmu, dan adamu sebab adaku
Dan karenaNya adamu juga adaku
Kau dan aku akan saling terikat oleh hukummu juga hukumku
Hukum yang ditetapkan oleh penciptamu, Dia pula penciptaku
Bila nanti kutinggalkan kau lebih dulu, terima kasih kau padaku
Dan syukurku karena pernah bersamamu dalam hidupku
Hingga waktu yang membuktikan aku lebih abadi daripadamu
Besarnya inginku, memacu kuatnya semangatku mengejar janji itu
Kutulis pesan ini untukmu, wahai DUNIA
Maafkan aku bila ucapanku ini terlalu provokatif
Memaksa para pengagummu tergerak sepakat denganku
Namun tetap kuingat bahwa kau bukan musuhku
Sehingga jangan pula kau memusuhiku
Meski memang ku tak kan lagi mengejarmu
Faktanya, sampai habis hidupku ialah menghabiskannya bersamamu
Sekian saja dari kejujuranku ini padamu
Jumat, 11 Desember 2015
Ciri Kematangan Kepribadian
Ciri Kematangan Kepribadian
- Berorientasi pada tugas, bukan pada diri atau ego; minat orang matang berorientasi pada tugas-tugas yang dikerjakannya,dan tidak condong pada perasaan-perasaan diri sendri atau untuk kepentingan pribadi.
- Tujuan-tujuan yang jelas dan kebiasaan-kebiasaan kerja yang efesien; seseorang yang matang melihat tujuan-tujuan yang ingin dicapainya secara jelas dan tujuan-tujuan itu dapat didefenisikannya secara cermat dan tahu mana pantas dan tidak serta bekerja secara terbimbing menuju arahnya.
- Mengendalikan perasaan pribadi; seseorang yang matang dapat menyetir perasaan-perasaan sendiri dan tidak dikuasai oleh perasaan-perasaannya dalam mengerjakan sesuatu atau berhadapan dengan orang lain. Dia tidak mementingkan dirinya sendiri, tetapi mempertimbangkan pula perasaan-perasaan orang lain.
- Keobjektifan; orang matang memiliki sikap objektif yaitu berusaha mencapai keputusan dalam keadaan yang bersesuaian dengan kenyataan.
- Menerima kritik dan saran; orang matang memiliki kemauan yang realistis, paham bahwa dirinya tidak selalu benar, sehingga terbuka terhadap kritik-kritik dan saran-saran orang lain demi peningkatan dirinya.
- Pertanggungjawaban terhadap usaha-usaha pribadi; orang yang matang mau memberi kesempatan pada orang lain membantu usahan-usahanya untuk mencapai tujuan. Secara realistis diakuinya bahwa beberapa hal tentang usahanya tidak selalu dapat dinilainya secara sungguh-sunguh, sehingga untuk itu dia bantuan orang lain, tetapi tetap dia brtanggungjawab secara pribadi terhadap usaha-usahanya.
- Penyesuaian yang realistis terhadap situasi-situasi baru; orang matang memiliki ciri fleksibel dan dapat menempatkan diri dengan kenyataan-kenyataan yang dihadapinya dengan situasi-situasi baru.
(J.E.
Anderson ; "Psychology of Development and Personal Adjusment" 1951)
Langganan:
Postingan (Atom)